Menatap langit subuh
Kala cahaya keemasan berpedar
Hampir saja diri tersungkur dalam duka
Jika tidak karena nikmat-Mu
Satu malam terlewati
Ketika hati sesak mengharu biru
Hampir saja diri terpuruk dalam luka
Jika tidak karena nikmat-Mu
Terseok langkah di sepertiga malam
Coba tenangkan diri dengan beberapa rakaat saja
Hampir saja jiwa lalai
Jika tidak karena nikmat-Mu
Duhai Yang Maha Tahu segala yang tersembunyi
Tak perlu kusingkap rahasia hati
Hampir saja hati tenggelam dalam galau dan keluh kesah
Jika tidak karena nikmat-Mu
Dan diantara do’a-do’a dini hari
Kupanjatkan pujian untuk-Mu Yang Maha Mulia
Alhamdulillah… Tuhan semesta alam
Betapa diri begitu lemah, jiwa begitu rapuh
Jika tidak karena nikmat-Mu
Niscaya kehidupan kan remukkanku
Kebahagiaan, kesediahan, tawa dan air mata silih berganti
Sungguh hanya kepada-Mu sebaik-baiknya tempat kembali
Di tangan-Mu lah jiwa lemah ini tergenggam
Laa haula wala kuwwata illa billah
Takkan pernah diri tegar disetiap coba
Jika tidak karena nikmat-Mu
skip to main |
skip to sidebar
Penghujung Hari
Khasanah Subuh
Sabtu, 06 Februari 2010
Diposting oleh
Langit Senja
di
Sabtu, Februari 06, 2010
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label:
Puisi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Labels
Followers
Blog Archive
-
▼
2010
(26)
-
▼
Februari
(17)
- Nilai Sebuah Komitmen
- Besi dan Air
- Syeikh Abdul Qadir Jaelani
- Cara Kerja Program MandiriKita
- Pengobatan Alternatif
- Logika Dan Realita
- Bicara Atau Diam
- Cara Kuno Menentukan Gadis Masih Perawan
- Doa Patah Hati
- Khasanah Subuh
- Sinyal-Sinyal Dari Tubuh
- Mandiri Kita
- Galileo Galilei
- Jamal-Al-Din Al-Afghani
- Harun Yahya
- Sakit Gigi
- DNA
-
▼
Februari
(17)
| © 2010 Langit Senja |Blogger Template by BloggerTheme
0 komentar:
Posting Komentar